Awali segala sesuatu dengan bismillah, maka semua pekerjaan akan sempurna tidak hanya dalam ukuran lahiriyyah saja tetapi secara batin pekerjaan itu menjadi sangat sempurna karena memiliki nilai barokah bagi pelakunya. Barokah adalah semakin bertambahnya kebaikan pada seseorang yang tidak melulu dalam embel-embel harta yang melimpah, tetapi lebih dari itu kebaikan bertambah dalam bentuk ketenangan dan kenyamanan bathin.
Nah, Setelah menelaah post mengenai Pembukaan-kasyifatussaja-syekh-nawawi dalam posting ini, memuat terjemah kasyifatussaja yang memberikan penjelasan dengan detail mengenai alasan mengapa semua orang muslim mesti mengawali segala amal perbuatannya dengan basmallah. Selamat mengaji.
DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
Kami memohon kepada Allah Subhanau Wata’ala untuk merubah keadaan kami pada keadaan yang lebih baik. Serta menjadikan kami dari golongan orang yang didatangi orang-orang yang mengambil ilmu bukan mengambil bagian dunia yang fana. Serta memberikan harta berupa penglihatan pada wajahNya Yang Mulia di perkampungan yang abadi.
Penulis yang di rahmati Allah ta’ala (penulis buku safinatunnaja; Salim bin Sumer) telah berkata;
(DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG)
Allah merupakan sebuah Nama dari Nama-nama Dzat Yang Maha Tinggi yang disifati dengan kesempurnaan perbuatan. Dengan kehendaknya itu kami menulis sembari mengharap barokah dan memohon pertolongan. Hal tersebut dijelaskan oleh guru kami Imam Ahmad Addimyathi dalam hasyiyahnya atas ushul fiqih.
Alasan penulis mengawali tulisannya dengan basmallah
Penulis safinah memulai bukunya dengan Basmalah karena mengikuti –sistematika- kitab yang agung (al-Qur`an) dalam permulaannya dimulai dengan Basmallah. Yakni; di lauhil mahfud maupun setelah terkumpul dan tersusunnya didalam sebuah mushaf.
Adapun hadits yang diriwayatkan (dikeluarkan Sa’ied bin Mansur dan putra Abi Hatim serta Abu nu’aim di dalam buku (Al-Hilyah) dari Abi Zur’ah Umar bin Jarir) “Sesungguhnya hal yang pertama ditulis al-qolam adalah Aku Yang Banyak Memberikan Taubat, dan Aku menerima taubat dari orang yang bertaubat. Al-qolam itu ada dibawah ‘arasy”.
Selanjutnya yang menjadi alasan penulis safinah memulai bukunya dengan basmalah adalah melaksanakan dan metaati perintah Nabi SAW dalam sabdanya: “perkara pertama yang dituliskan oleh al-qolam adalah ; Bismillahirrahmanirrahiem, apabila kalian menulis buku maka tulislah dia (basmallah itu) pada awalnya, -basmalah- adalah pembuka setiap kitab (dari Allah) yang telah diturunkan, ketika Jibril turun kepadaku dengannya (basmallah) dia mengulanginya (sampai) tiga kali dan dia berkata; dia (basmalah) untukmu dan untuk umatmu. Maka, perintahlah mereka jangan sampai mereka meninggalkannya dalam setiap sesuatu dari urusan mereka. Maka, sesungguhnya aku tidak pernah meninggalkannya (basmalah) kendati dalam sekejap mata saja semenjak (basmalah itu) diturunkan kepada ayahmu Nabi Adam Alaihissalam, begitu pula malaikat yang lain”.
Di dalam sebuah riwayat dikatakan; “apabila kalian menulis sebuah buku maka tuislah di awalnya bismillahirrahmanirrahim dan apabila kalian menulisnya maka bacalah!”. Diriwayatkan pula dari Nabi SAW bahwasannya beliau bersabda; “berakhlaklah kalian seperti akhlak Allah”.
Tidak diragukan lagi bahwa kebiasaan Allah ta’ala dalam mengawali setiap surat selalu mendatangkan basmalah, selain pada surat Baroah (at-taubah), maka kitapun diperintah (untuk memulai segala sesuatu) dengannya.
Alasan lainnya adalah mengamalkan sebuah hadits (yang diriwayatkan) Abi Daud no: 4840 dan yang lainnya (Musnad Ahmad no: 8495) : “setiap perkara yang memiliki kebaikan didalamnya tidak dimulai dengan membaca bismillahirrahmanirrahim maka ia itu abtar ‘atau’ aqtho’ ‘atau’ ajdam”
Al-baal adalah kemuliaan dan keagungan atau bermakna kebiasaan yang dianggap penting oleh syara’ dan arti penting disini adalah anjurannya dan kebolehannya dengan tidak ada hal yang diharamkan pada dzatnya dan tidak makruh pada dzatnya. Namun, tidak dianjurkan membaca basmalah pada perkara yang hina dan jijik seperti menyapu sampah. Tidak dianjurkan juga pada dzikir yang pokok seperti akan memaca tahlil.
Syeikh -Syihabudin Ahmad dari Mesir bermadhab Syafi’I yang terkenal dengan sebutan- ‘Amiroh, beliau mengatakan; al-baal juga -bisa di sebut sebagai- hati, seakan-akan karena kemuliaan dan keagungan suatu urusan telah merajai hati pemiliknya, karena terus disibukan dengan urusan –yang mulia dan agung- itu.
Kata “fihi –didalamnya-” pada hadits di atas –menyiratkan makna- sebab dengan dikiaskan pada sabda Nabi SAW: “seseorang wanita telah masuk neraka sebab seekor kucing yang ia tawan” (al-bukhori; 3318. Muslim; 2242. Ad-Daarimi; 2814). Dia adalah wanita dari bani Israil.
Al-abtar adalah yang terlepas ekornya. Al-aqtho’ adalah orang yang putus kedua tangannya atau salah satunya. Kemudian Al-ajdzam dengan –huruf- dzal yang bertitik adalah yang diputus tangannya. Dikatakan pula sebagai ekor yang hilang. (‘Isa bin Ahmad) dari barowiy mengatakan; dia (al-ajdzam) dikenal sebagai penyakit. Ungkapan ini merupakan bagian dari Tasybih Baliegh.
Makna dari hadits itu adalah segala sesuatu yang memiliki kemuliaan dan keagungan, segala sesuatu yang dianjurkan dan di perbolehkan atau segala sesuatu yang memiliki hati dengan kata lain menguasai hati. Oleh sebab sesuatu itu tidak dimulai dengan –bacaan- bismillahirrahmaanirrahiem maka sesuatu itu seperti hewan yang putus ekornya, seperti orang yang diputus kedua tangannya, seperti orang yang hilang jemarinya atau seperti orang yang memiliki penyakit eksim –semua ini- dalam hal kekurangan dan kecacatan menurut syara, kendati sempurna menurut fakta –dzohirnya-.
Dalam hal basmalah –ada- diperdebatkan, apakah ia merupakan –salah satu- ayat dari surat al-fatihah?, -apakah merupakan –bagian- ayat dari semua surat?. Menurut –Imam- Malik bahwa – basmalah- itu bukan merupakan ayat dari surat al-fatihah dan bukan pula dari semua surat. Menurut Abdillah bin al-mubarok; bahwasannya –basmalah- itu merupakan –bagian- ayat dari semua surat.
Kemudian menurut Imam Syafi’I; bahwa basmalah itu merupakan –salah satu- ayat dari al-fatihah dan harus diulang pada –surat- yang lainnya. Para ‘Ulama diatas tidak memiliki perbedaan pendapat dalam menghitung basmalah yang ada di surat An-Naml yang merupakan bagian dari ayat al-qur`an.
Ahmad As-showi; Yang menjadi kekhasan dari basmalah ini adalah apabila seseorang membacanya ketika –akan- tidur sebanyak 11 kali maka pada malam itu dia diselamatkan dari gangguan syetan, rumahnya aman dari kemalingan, selamat dari maut yang mengagetkan dan dari musibah yang lainnya.
Ahmad As-showi; Yang menjadi kekhasan dari basmalah ini adalah apabila seseorang membacanya ketika –akan- tidur sebanyak 11 kali maka pada malam itu dia diselamatkan dari gangguan syetan, rumahnya aman dari kemalingan, selamat dari maut yang mengagetkan dan dari musibah yang lainnya.