KEUTAMAAN MEMBACA LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYIL ‘ADZIEM

Hidup adalah perjuangan dan perjuang selalu menuntut pengorbanan, namun didalam prosesnya ternyata perjuangan penuh dengan permasalahan dari mulai masalah yang menunturt resiko yang kecil, hingga resiko yang sangat besar dan disinilah manusia diuji. Dalam terjemah diposting ini memuat tips cara menyikapi setiap permasalahan yang muncul dalam hidup setiap orang. Mari kita kaji!

Safinah; TIADA DAYA DAN KEKUATAN KECUALI SEBAB ALLAH YANG MAHA LUHUR DAN MAHA AGUNG

Maksudnya adalah tida keberdayaan dalam menghindari kemaksiatan kepada Allah kecuali sebab –pertolongan- dari Allah dan tiadak ada kekuatan atas ketaatan kepada Allah yang dijalankan kecuali dengan bantuan dari Allah. Seperti itulah tafsirannya yang datang dari Rosulillah SAW dari Malaikat Jibril. Hal tersebut dikemukakan oleh guru kami Yusuf as-Sanbalawinie.

WAL-‘ALIYYU; Pemilik Keagungan dan Kebesaran. Hal tersebut dikatakan oleh (Ahmad bin Muhammad) As-Showiy.


Jelasnya, penulis safinah mendatangkan hauqolah karena mengharap pembebasan dari –dosa- kemaksiatan. Ini adalah tanda keikhlasan dari beliau, semoga Allah SWT meridhoinya. Seperti yang dikatakan sebagian ‘ulama; benarkan amalmu dengan keikhlasan, betulkan keikhlasanmu dengan memohon keberdayaan dan kekuatan. Dan juga hauqolah itu adalah tanaman sorga seperti disebutkan dalam sebuah hadits tentang mi’raj; 
“ketika Rasulullah SAW melihat sayyidana Ibrohim ‘Alaihissalam sedang duduk di samping pintu sorga di atas kursi dari zabazud hijau, beliau berkata kepada Rosulillah SAW; perintahlah umatmu supaya memperbanyak tanaman sorga!, maka sesungguhnya tanah sorga itu baik dan luas. Kemudian Rosulullah SAW bersabda : (apa tanaman sorga itu?) kemudian Nabi Ibrahim berkata kepadanya; la haula wa laa quwwata illa billahil-‘aliyil ‘adzim”. (musnad Ahmad no; 23040).


Al-Qolyubi dalam Syarah al-Mi’raj beliau mengatakan: sebuah faidah : diriwayatkan dari Ibnu Abbas semoga Allah memberikan keridhaan kepada keduanya, beliau berkata: Rosulullah SAW bersabda : 
"barang siapa yang berjalan menuju kepada orang yang meminjamkan hutang kepadanya dengan hak-haknya, dia mengembalikan pinjamannya kepadanya maka seluruh binatang di bumi dan ikan-ikan dilautan akan mendo’akannya. –makhluk yang ada didalamnya- dan untuk setiap langkahnya akan di tanam baginya satu pohon di sorga dan diampuni dosanya. Tidak ada dari peminjam kecuali selalu menyia-nyiakan pinjamannya –menyia-nyiakan dan menanti-nanti hutangnya- padahal dia mampu melainkan Allah akan menuliskan baginya satu dosa dari setiap waktunya. (Majma’uz-zawa-id, No 6684. Kanzul-‘amal, No 1546)

Diantara kekhususannya (haoqolah) adalah apa yang ada di kitab Asy-syirojie (fawa-id Ahmad bin Ahmad Syihabuddin Az-Zabiedie) : Ibnu Abid-dunya dengan sanad yang sampai kepada Nabi SAW beliau berkata, bahwa Nabi bersabda; "barang siapa setiap harinya mengatakan la haula wa la quwwata illa billahil-‘aliyil-‘adziem, sebanyak seratus kali, maka orang tersebut tak akan terkena kefakiran selamanya".

Telah datang juga dalam sebuha khobar : “apabila datang kepentingan kepada seseorang kemudian dia membaca; la haula wala quwwata illa billahil ‘aliyil ‘adziem, sebanyak tiga ratus kali, maka allah akan memberikan jalan keluar dari kepentingannya itu. Yakni Allah akan meringankan kepentingannya itu". Pernyataan guru kami Yusuf (as-Sambalawienie) dalam hasyiyahnya atas kitab al-mi’raaj.

SEBUAH PENGINGAT

Para ulama yang di ridhai Allah Subhanahu Wata’ala mengatakan; ketahuilah! Bahwasannya seseorang yang berdzikir tidak akan di beri pahala atas dzikirnya kecuali apabila dia mengenali maknanya kendati secara global, berbeda dengan membaca Al-qur`an maka orang yang membacanya secara mutlaq akan diberi pahala. Hal tersebut di kemukakan oleh Qolyubi.

SEBUAH KEUTAMAAN

Al-Maqdisie semoga di beri rahmat oleh Allah Ta’ala, beliau mengatakan; alif dan lam pada asma Allah Ta’ala adalah untuk menunjukan kesempurnaan bukan merupakan makna untuk umum bukan pula sebagai ‘ahdi (pengakuan hati). Imam subawaih mengatakan: lam ma’rifat untuk menunjukan makna kesempurnaan, anda mengatakan; zaidun ar-rojulu ( zaid adalah sang lelalki ) yakni ; seseorang yang sempurna dalam kelelakiannya. Seprti itu pula Allah merupakan bahagian dari asmaNya Yang Maha Luhur. Dua pendapat ini di jelaskan oleh Ahmad At-Tunisi dalam Nasyril la aali` (hal tersebut ada di dalam kitab Mugnil Muhtaj 4/321)

Ketahuilah! Bahwasannya lafdzul jalalah disepakati sebagai isim ma’rifat yang paling ma’rifat. Di hikayatkan bahwa Imam Sibawaih pernah melihat dalam mimpinya kemudian beliau menceritakan bahwasannya Allah Ta’ala telah memuliakannya oleh sebab penghormatan yang besar dengan pendapatnya; sesungguhnya NamaNya Yang Maha Luhur adalah yang paling ma’rifat.