Dengan Izin Allah, Perampok Itu Bertaubat dan Menjadi Ulama

Dengan Izin Allah, Perampok Itu Bertaubat dan Menjadi Ulama - Cerita berikut ini merupakan inspirasi buat kita yang hidup dizaman yang serba canggih dan serba instan. Gaya hidup seperti ini membuat banyak orang melupakan kemegahan rasa yang tertancap didalam batinnya.

Namun, rahasia Allah memang bukan bagian dari hak manusia untuk mengaturnya. Husnudzon dalam segala sesuatu dan kepada setiap orang adalah akhlak yang seharusnya dibangun dan diterapkan dalam kehidupan masa kini.

Manusia tidak akan selamanya benar dan juga tidak akan selamanya salah, tetapi manusia akan selalu bolak balik diantara keduanya. Oleh karena itu, jangan pernah menghukumi orang yang berada dijalan salah sebagai manusia yang tidak akan bisa mendekat kepada Allah swt.

Dengan Izin Allah, Perampok Itu Bertaubat dan Menjadi Ulama

Dengan Izin Allah, Perampok Itu Bertaubat dan Menjadi Ulama

Hidayah merupakn karunia dari Allah. Dia memberiknnyaa kepda siapa saja yg dikehendakinyaa. Termasuk kepada penjahat sekalipun. Imam adz-Dzahabi pernah mengisahkan kisah seorang pencuri yg bertaubat , kmudian dia menjadi seorang ulama.

Beliau mengisahkan,”Al fudhail ibn Iyadh dulunyaa adalah seorang penyaamun yg menghadang orang-orang di wilayah antara Abu warda dan Sirjis. Awal mulanyaa beliau pernah terpikat seorang wanita. Suatu malam beliau menyelinap ke rumah wanita tersebut, ketika beliau memanjat tembok, tiba-tiba saja beliau mendengar seseorang membaca ayat

“Belum datangkah waktunyaa bagi orang-orang yg beriman untk tunduk hati mrka guna meningat Alah serta tunduk kepada kebenaran yg tleh turun kepada mrka dan janganlah mrka seperti orang-orang yg sebelumnyaa telah turun Al Ktab kepadanyaa, kmudian berlalu masa yg panjang atas mrka lalu hati mrka menjadi keras, dan mayoritas mrka adalah orang-orang yg fasiq (QS Al Hadid 16)

Ketika mendengarnyaa beliau gemetar dan berkata, “Tentu saja wahai rabb ku. Sungguh telah tiba saatku (untk bertaubat). Belliau pun turun menuju ke reruntuhan bangunn, tempat dimana beliau tinggal. Tiba-tiba saja sekelompok orang yg lewat. Sebagian mrka berkata, “Kta jalan terus!” dan sebagian yg lain berkata,” Kta jalan terus hingga pagi, kerana biasanyaa Fudhail menghadang kta di jalan ini,” fudhail mengisahkan,”

Kmudian aku bergumam dalam perenunganku.” aku menjalankan berbagai kemaksiatan di malam hari dan sebagian dari kaum muslimin merasa ketakutan kepadaku, dan tidaklah Allah menggiringku kepada mrka ini melainkn supaya aku bertaubat kepadaMu dan aku jadikn taubat itu dengan tinggal di Baitul Haram.

Ayat itulah yg menyaadarkn seorang Fudhail ibn Iyadah dari kelalaian yg panjang. Hingga akhirya beliau menjadi ulama senior di kalangan tabi’in, sekaligus dikenal sebagai ahli ibadah yg zuhud. Ayat itu pula yg menyaadarkn Malik ibn Dinar yg pada gilirannyaa menjadi ulama terkemuka di zamannyaa..

Ayat di atas menjadi teguran yg halus, sekaligus menohok’ trhdap orang-orang yg telah menyaatakn dirinyaa beriman. Halus, kerana ALLah menyentuh dgn sapaan “orang-orang yg beriman.” Bukn dgn kalilmat “orang-orang yg durhaka”. Menohok kerana setiap orang yg merasa dirinyaa beriman pasti terhenyaak ketika menghayati ayat ini.

Ini menimbulkn kesadaran, betapa tidak layaknyaa seseorang sebagai orang beriman,Jika hati dan perbuatannyaa tidak mencerminkn sebagai orang beriman- Yg terkadang masih menyepelekn dosa-dosa, menomor duakn perintah Allah dan RasulNyaa. Ditambah lagi merasa enjoy berlama-lama dgn kondisi seperti itu.

Rasulullah saw bersabda,

Sesungguhnyaa seorang mukmin membaygkn dosa-dosanyaa seperti duduk di kaki gunung dan ia takut tertimpa olehnyaa. Sedangkn seorang yg pendosa menganggap dosanyaa seperti lalat yg hinggap dihidungnyaa lalu dikibasnyaa (HR Tirmidzi)

Para sahabat yg demikian taat pun menganggap bahwa ayat ini sebagai teguran untk mrka. Abdullah ibn Mas’ud berkata, Jarak antara keislaman kami dgn teguran Allah pada ayat ini adalah 4 tahun,: sementara Abdullah ibn Abbas mengatakn “ Sesungguhnyaa Allah menganggp lambat hati orang-orang dalam merespon (ayat-ayatnyaa) lalu Allah menegur mrka setelah 13 tahun sejak diturunknnyaa ayat !” yakni teguran dgn ayat ini.

Jika demikian, tentulah kta lebih layak menjadi obyek dari teguran Allah dalam ayat ini. Memang kta telah banyaak mendengar ayat Allah dibacakn, jga membaca dan mempelajarinyaa, alhamdulillah. Namun jujur kadang hati dan jasad belum jga khusyuk. Hati belum fokus dan konsen trhdap peringatan dari Allah . Ayat-ayat dan hadits Nabi saw tentang larangan, sering pula mampir di telinga, ancamannyaa pun kerap kta baca. Namun seberapakah efek peringatan itu trhdap hati dan tindakn kta? Seakn masih menunggu waktu atau masih merasa panjang waktu kta untk bersenang-senang dan bersibuk-sibuk dgn dunia.

Seolah kta tahu berapa jatah umur kta hidup di dunia lalu dgn ‘pede’nyaa merencanakn untk menyisihkn waktu saat taubat beberapa saat saja diujung usia. Alangkah lancangnyaa kta dgn taqdir Allah. Kta lupa bahwa angan-angan manuis itu melampui batas ajalnyaa. Kematian bisa saja datang sebelum kta menyelesaikn separuh atau bahkn seperempat dari rencan yg kta buat.

Sementara setan terus menghembuskn bisikn yg memabukkn’ dan berdampak mematikn hati. Bisikn itu adlah ‘taswif , bujukn utntuk menunda kebaikn dan taubat dgn kalimat beracun, “nanti !” Setan membisikn kata itu setiap kali tercetus hasrat di hati untk bertaubat dan memperbaiki diri. Kerana itulah, Ibnul qayyim Al Jauziyah mengatakn ‘innat taswif min junuudi ibllis’, sesungguhnyaa taswif (mengatakn nanti untk kebaikn) adalah satu tentara iblis”.

Membaca ayat di atas mestinyaa kta tersadar, Allah masih memberi kesempatan kta untk bertaubat dan menyuruh kta bersegera kembali kepadaNyaa setelah sekian lama teledor dan lalai. Dan kta tidak tahu, seberapa lama lagi Allah masih memberi kesempatan dan menunggu kta untk memperbaiki diri..

Allahuma a inni ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadtika… Ya Allah aku memohon pertolongan Mu untk bisa mengingatMu dan bersyukur kepadaMu serta dalam khusyuk beribadah kepadaMu

(disadur, AR Risalah Media , Menata Hati menyentuh Ruhani) eramuslim.com