Uwais Al-Qorni Menggendong Ibunya Dari Yaman Ke Mekah

Uwais Al-Qorni Menggendong Ibunya Dari Yaman Ke Mekah | Cerita ini merupakan cerita dari seorang pemuda yang sangat mencintai ibunya.

Keistimewaan pemuda ini sangat patut dijadikan inspirasi oleh pemuda di zaman milenial ini. Dimana untuk memuliakan seorang ibu, sekeras dan seberat apapun harus tetap diperjuangkan. Karena, tiada jaminan untuk selamat diakhirat yang lebih pasti selain dari jaminan karena telah memuliakan seorang ibu.

Yuk simak kisahnya berikut ini!!!

Uwais Al-Qorni Menggendong Ibunya Dari Yaman Ke Mekah

Uwais Al-Qorni Menggendong Ibunya Dari Yaman Ke Mekah

Di Yaman, tinggalah seorang pemuda brnama Uwais Al Qarni yg brpenyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yg soleh dan sangat brbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yg lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memnuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yg sulit ia kabulkan.


"Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan brsama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mngerjakan haji," pinta Ibunya. Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh melewati padang pasir tandus yg panas. Orang-orang biasanya mnggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan.

Uwais terus brpikir mncari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seeokar anak lembu, Kira-kira untk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji dengan mnggunakan lembu sebagai kendaraannya. Olala, ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit.

Setiap pagi beliau bolak balik mnggendong anak lembu itu naik turun bukit. "Uwais gila.. Uwais gila..." kata orang-orang. Yah, kelakuan Uwais memang sungguh aneh.

Tak pernah ada hari yg terlewatkan ia mnggendong lembu naik turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar tenaga yg diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yg membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan brlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mncapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais yg makin membesar. Ia mnjadi kuat mngangkat barang. Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais mnggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan untk mnggendong Ibunya.

Uwais mnggendong ibunya brjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela mnempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memnuhi keinginan ibunya.

Uwais brjalan tegap mnggendong ibunya tawaf di Ka'bah. Ibunya terharu dan brcucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka'bah, ibu dan anak itu brdoa. "Ya Allah, ampuni semua dosa ibu," kata Uwais. "Bagaimana dengan dosamu?" tanya ibunya heran. Uwais mnjawab, "Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yg akan membawa aku ke surga."

Subhanallah, itulah keinganan Uwais yg tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun membrikan karunianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuk? itulah tanda untk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat utama Rasulullah SAW untk mngenali Uwais.

Beliau brdua sengaja mncari Uwais di sekitar Ka'bah karena Rasullah SAW brpesan "Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yg doanya sangat makbul. Kamu brdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau brjumpa dengan dia minta tolong dia brdua untk kamu brdua."

"Sesungguhnya Allah mngharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan mnolak kewajiban, dan meminta yg bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak brtanya demikian pula memboroskan harta (mnghamburkan kekayaan)." (HR. Bukhari dan Muslim)

CERITA KEHIDUPAN UWAIS AL QORNI

Pemuda yang bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yg terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama mninggal dunia. Ia hidup brsama ibunya yg telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.

Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mncari nafkah dengan mnggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yg diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untk membantu tetangganya yg hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.

Uwais Al-Qarni terkenal sebagai seorang anak yg taat kepada ibunya dan juga taat bribadah. Uwais Al-Qarni seringkali melakukan puasa. Bila malam tiba, dia selalu brdoa, memohon petunjuk kepada Allah. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya yg baru datang dari Madinah. Mereka telah brtemu dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah brjumpa dengan Rasulullah.

Brita tentang Perang Uhud yg mnyebabkan Nabi Muhammad mndapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya, telah juga didengar oleh Uwais Al-Qarni. Segera Uwais mngetok giginya dengan batu hingga patah.

Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw, sekalipun ia belum pernah brtemu dengan beliau. Hari demi hari brlalu, dan kerinduan Uwais untk mnemui Nabi saw semakin dalam. Hatinya selalu brtanya-tanya, kapankah ia dapat brtemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia rindu mndengar suara Nabi saw, kerinduan karena iman.

Tapi bukankah ia mempunyai seorang ibu yg telah tua renta dan buta, lagi pula lumpuh? Bagaimana mungkin ia tega mninggalkannya dalam keadaan yg demikian? Hatinya selalu gelisah. Siang dan malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah nabi Muhammad saw.

Akhirnya, kerinduan kepada Nabi saw yg selama ini dipendamnya tak dapat ditahannya lagi. Pada suatu hari ia datang mndekati ibunya, mngeluarkan isi hatinyadan mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi mnemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mndengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya brkata, “pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah brjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”

Betapa gembiranya hati Uwais Al-Qarni mndengar ucapan ibunya itu. Segera ia brkemas untk brangkat. Namun, ia tak lupa mnyiapkan keperluan ibunya yg akan ditinggalkannya, serta brpesan kepada tetangganya agar dapat mnemani ibunya selama ia pergi. Sesudah brpamitan sembari mncium ibunya, brangkatlah Uwais Al-Qarni mnuju Madinah.

Uwais Ai-Qarni Pergi ke Madinah

Setelah mnempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mncari rumah nabi Muhammad saw. Setelah ia mnemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mngucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni mnanyakan Nabi saw yg ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak brada dirumahnya, beliau sedang brada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat brtemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untk brjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al-Qarni brgolak perasaan ingin mnunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yg sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, “engkau harus lekas pulang”.

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mngalahkan suara hati dan kemauannya untk mnunggu dan brjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya mnitipkan salamnya untk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera brangkat mngayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.

Peperangan telah usai dan Nabi saw pulang mnuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi saw mnanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yg mncarinya. Nabi mngatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yg taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mndengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. Mnurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yg mncari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat mninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin brjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya brkata, “suatu ketika apabila kalian brtemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu terus brganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Beliau segera mngingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yg datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu mnanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yg tak punya apa-apa itu, yg kerjanya hanya mnggembalakan domba dan unta setiap hari? Mngapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu mnanyakan dia?

Rombongan kalifah dari Yaman mnuju Syam silih brganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut brsama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yg baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mndatangi mereka dan mnanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut brsama mereka. Rombongan kafilah itu mngatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada brsama mereka, dia sedang mnjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mndengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi mnjumpai Uwais Al-Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais brada, khalifah Umar ra dan Ali ra membri salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mngakhiri shalatnya dengan salam, Uwais mnjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mndekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mngulurkan tangannya untk brsalaman. Sewaktu brjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untk membuktikan kebenaran tanda putih yg brada di telapak tangan Uwais, seperti yg pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.

Wajah Uwais Al-Qarni tampak brcahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw bahwa dia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra dan Ali ra mnanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mndengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mngatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yg sebenarnya?” Uwais kemudian brkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Al-Qarni telah mninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut brsama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra memohon agar Uwais membacakan do'a dan istighfar untk mereka. Uwais enggan dan dia brkata kepada Khalifah, “saya lah yg harus meminta do'a pada kalian.”

Mndengar perkataan Uwais, khalifah brkata, “Kami datang kesini untk mohon doa dan istighfar dari anda.” Seperti yg dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al-Qarni akhirnya mngangkat tangan, brdoa dan membacakan istighfar.

Setelah itu Khalifah Umar ra brjanji untk mnyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais mnampik dengan brkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yg fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Fenomna Ketika Uwais Al-Qarni Wafat

Bebrapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni brpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yg brebutan untk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yg mnunggu untk mngkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak mnggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yg mnggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa mnuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yg brebutan untk mngusungnya.

Mninggalnya Uwais Al-Qarni telah mnggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yg amat mngherankan. Sedemikian banyaknya orang yg tak kenal brdatangan untk mngurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yg tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yg telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling brtanya-tanya, “siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais Al-Qarni? bukankah Uwais yg kita kenal, hanyalah seorang fakir, yg tak memiliki apa-apa, yg kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau mnggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yg tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yg diturunkan ke bumi, hanya untk mngurus jenazah dan pemakamanmu.”

Brita mninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yg terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mngetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yg mngetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mndengar sebagaimana yg telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit.

Semoga kisah ini memberikan inspirasi bagi kaum muda milenial untuk lebih semangat melakukan pengabdian kepada ibunya. Sehingga bisa selamat dihadapan Allah swt. Amiin.